Riset: Jurnalis di Asia Tenggara Sudah Akrab dan Adopsi AI
2024-08-22 HaiPress
iDoPress - Teknologi Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi topik hangat di berbagai industri,termasuk industri media.
Di ruang redaksi internasional,AI biasanya dimanfaatkan ntuk melakukan tugas-tugas seperti pembuatan konten,penambangan dan analisis data,pengenalan gambar,dan penerjemahan bahasa.
Di Asia Tenggara,jurnalis juga sudah familiar dan mengadopsi AI ke alur pekerjaannya. Hal ini terungkap dalam studi terbaru Vero,sebuah konsultan komunikasi strategis di Asia Tenggara.
Dalam studi bertajuk "AI and Journalism in Southeast Asia: A Survey of Opportunities and Challenges",Vero mensurvei 70 jurnalis teknologi dan non-teknologi dari Thailand,Indonesia,Vietnam,dan Filipina.
Baca juga: Microsoft Larang AI Gantikan Pekerja Profesional
Survei tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana jurnalis di wilayah pasar tersebut menggunakan,mempelajari,dan merasakan tentang AI,serta harapan,tantangan,dan kebutuhan mereka terkait dengan AI dan jurnalisme.
Mayoritas jurnalis familiar dengan AI
canva.com Ilustrasi berita. Apa yang dimaksud dengan teks berita bersifat faktual?
Studi Vero menemukan,jurnalis di Asia Tenggara pada umumnya sangat mengenal kecerdasan buatan,khususnya dalam hal kemampuan dan pengaplikasinya.
Indonesia dan Thailand khususnya menunjukkan tingkat keakraban yang tinggi,dengan 95 persen jurnalis di negara-negara ini memahami AI.
Di Thailand,jurnalis tak hanya familiar,tapi juga mampu mengintegrasikan AI ke alur kerjanya. Sedikit berbeda,di Indonesia,meski angka keakrabannya (familiarity) tinggi,hanya 75 persen yang telah mengadopsi AI ke dalam pekerjaan mereka.
Tren yang mirip juga terlihat di Filipina,di mana ada 90 persen jurnalis yang akrab dengan AI,tapi hanya 52 persen yang telah mengintegrasikannya ke dalam aktivitas jurnalistik mereka.
Sebaliknya,meskipun tingkat keakraban hanya 78 persen,100 persen jurnalis Vietnam yang disurvei menyatakan sentimen positif dalam beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh AI dalam bidang pekerjaan mereka.
Menurut Vero,tren yang bervariasi di wilayah Asia Tenggara ini mengungkap dinamika kompleks adopsi AI dalam jurnalisme.
Faktor-faktor seperti pelatihan khusus,sumber daya yang tersedia,dan dukungan organisasi memainkan peran penting dalam menentukan seberapa efektif organisasi media dapat merangkul dan memanfaatkan teknologi AI dalam alur kerja mereka.
Baca juga: Telkom Group Hadirkan GPUaaS,Percepat Adopsi AI di Indonesia
AI jadi kawan di ruang redaksi
AI menghadirkan standar baru dalam mengumpulkan berita,menyampaikan cerita,dan
mengakses informasi.
"Pengaruh AI terhadap jurnalisme tidak sebatas pada otomatisasi; teknologi ini juga berperan penting dalam meningkatkan akurasi,kecepatan,dan membuat laporan yang lebih komprehensif," kata COO Vero,Raphael Lachkar,dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno,Kamis (22/8/2024).
Teknologi AI diterima secara positif di industri media Asia Tenggara. Sebagian besar jurnalis optimis terhadap peran AI di ruang redaksi,meski awalnya juga skeptis terhadap disrupsi ketenagakerjaan dan masalah etika.