Peneliti Bikin Panel Surya Super Tipis, Bisa Ditempel di HP hingga Tas

2024-08-14 HaiPress

KOMPAS.com - Sebuah tim peneliti dari Departmen Fisika Universitas Oxford membuat terobosan dengan menciptakan panel surya yang sangat tipis. Ketebalannya hanya 1 micron atau 100 kali lebih tipis dari rambut manusia.

Berbeda dari solar panel konvensional berbahan silikon yang kaku,panel surya ini dibuat dari material perovskite yang fleksibel dan bisa "dicetak" di permukaan berbagai macam benda sehari hari seperti ponsel,tas ransel,hingga mobil.

Meskipun tipis,panel surya bikinan tim Universitas Oxford berpotensi menghasilkan energi hingga dua kali lebih besar dibandingkan panel-panel surya berbasis silikon yang umum tersedia sekarang.

Sebab,material perovskite lebih efisien dalam menyerap energi dari cahaya matahari dibandingkan panel surya berbahan silikon. Lapisan-lapisannya dapat menangkap cahaya matahari dalam spektrum yang lebih luas.

Baca juga: Cara Kerja Panel Surya,Teknologi yang Terinspirasi dari Proses Fotosintesis Tumbuhan

Menurut keterangan di situs resminya,pihak Universitas Oxford mengatakan beberapa lapisan perovskite ditumpuk menjadi satu sel surya dengan teknik yang dikembangkan sendiri.

University of Oxford Dr. Shuaifeng Hu dari tim peneliti Universitas Oxford memperlihatkan lapisan panel surya berbahan perovskite

"Sehingga lebih banyak energi bisa dihasilkan dari jumlah sinar matahari yang sama," bunyi informasi di laman tersebut.

Panel surya super tipis dari Universitas Oxford sudah tersertifikasi sanggup menghasilkan efisiensi energi hingga 27 persen. Sertifikasi dilakukan secara independen oleh National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) Jepang.

Angka efisiensi itu lebih besar dibandingkan panel surya berbahan silikon yang biasanya mengonversi 22 persen cahaya matahari menjadi energi.

"Kami meyakini bahwa,seiring waktu,pendekatan ini bisa memungkinkan perangkat panel surya menghasilkan efisiensi jauh lebih tinggi lagi,melebihi 45 persen," ujar salah satu anggota tim peneliti Oxtord,Dr. Shuaifeng Hu.

Teknologi panel surya perovskite menjanjikan penggunaan energi surya lebih meluas di masa mendatang karena bisa diaplikasikan di berbagai skenario,meskipun fasilitas pembangkit listrik tenaga surya masih diperlukan untuk menghasilkan energi dalam skala besar.

Baca juga: Setelah 46 Tahun,Panasonic Berhenti Bikin Panel dan Sel Surya

Satu permasalahan dengan perovskite adalah stabilitasnya. Beberapa lapisan perovskite di laboratorium rentan mengalami degradasi fisik sehingga dianggap masih kurang tangguh dibanding panel surya konvensional. Perbaikan soal ini sedang diupayakan.

Meskipun demikian,pimpinan tim peneliti Oxford,Herny Snaith,meyakini panel surya bikinan universitasnya memiliki potensi komersial yang besar dan bisa digunakan di berbagai industri

"Sebagai material manufaktur untuk menghasilkan energi surya yang lebih sustainable dan murah dengan menggunakan bangunan,kendaraan,dan obyek-obyek lain yang sudah ada," ujar Snaith,sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNN,Selasa (13/8/2024).

Snaith sekaligus merupakan kepala Oxford PV,sebuah perusahaan spin-off Oxford University yang belakangan mulai memproduksi panel surya perovskite di pabriknya di Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Harian Indonesia      Hubungi kami   SiteMap