Sepakat Tak Ada Lagi Kebisingan, Tembok yang Tutup Akses Rumah Warga Cililitan Dibongkar

2024-08-08 HaiPress

JAKARTA,iDoPress - Tembok yang menutup akses rumah Puji Rahayu (49) di Cililitan,Kramatjati,Jakarta Timur,akhirnya dibongkar setelah tercapai kesepakatan dengan ahli waris Mohamad Sidik.

Salah satu poin utama kesepakatan tersebut ialah tidak menimbulkan kebisingan yang sebelumnya menjadi sumber konflik.

Dalam kesepakatan yang disusun dan telah disetujui oleh kedua belah pihak juga menyebutkan aturan untuk kendaraan yang masuk ke rumah Puji tidak boleh menimbulkan suara bising.

"Seumpamanya bisa membawa motor ke dalam tapi jangan dibunyikan,jangan bersuara," kata ketua RW 09 Kelurahan Cililitan,Wahyu Wibowo,kepada wartawan di depan Kantor Kelurahan Cililitan,Kamis (8/8/2024).

Baca juga: Lurah Cililitan: Akses Jalan Menuju Rumah Puji Dibuka Setengah untuk Layanan Kesehatan

Kesepakatan ini juga mencakup aturan berkait aktivitas di malam hari yang dinilai acap kali mengganggu ketenangan.

"Terus ada rapat-rapat sampai malam itu nanti kita batasi juga," ujar Lurah Cililitan Sukarya.

"Dan kebersihan yang terutama ya. Kalau ada sampah atau apa,pada bingung siapa yang mau membersihkan. Jadi intinya harus semua warga yang di sana," sambung dia.

Saat ini,pembongkaran tembok baru dilakukan setengah,dan akan dibuka sepenuhnya setelah kesepakatan resmi dirumuskan dan disepakati bersama-sama.

"Ya ke depan kita akan buka semuanya bila mana surat kesepakatan ini sudah disepakati,sudah jadi. Nanti ke depannya akan normal," ujar Sukarya.

Baca juga: Tembok yang Blokade Akses Rumah Warga di Cililitan Baru Dibongkar Setengah,Motor Tak Bisa Lewat

Sebelumnya diberitakan,jalan di depan rumah warga RT 09,RW 09,Cililitan,bernama Puji Rahayu ditutup oleh keluarga pemilik tanah,Mohamad Sidik,pada Minggu (4/8/2024).

Mohamad Sidik adalah salah satu ahli waris dari pemilik tanah yang merupakan ayahnya sendiri,Muhammad Ali atau akrab disapa Engkong Ali.

Setidaknya,ada dua rumah berisi delapan kepala keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan 21 orang yang terdampak penutupan akses jalan ini.

Salah satu lansia yang tinggal di rumah Puji kini tidak bisa lagi berolahraga atau sekadar berjemur di ujung gang.

Selain itu,terdapat tiga anak tidak bisa berangkat sekolah karena mereka tidak ingin melewati akses alternatif,yakni melalui ruang tengah tetangga yang masih satu saudara dengan Puji.

Berdasarkan pembicaraan dalam mediasi,Sidik menyampaikan kepada Lurah Cililitan Sukarya bahwa ia menutup akses jalan karena merasa bising.

Pasalnya,rumah Puji kerap dijadikan tempat rapat salah satu partai politik (parpol) sebelum gelaran Pemilu 2024 lalu.

Oleh karenanya,pada Februari 2024,Sidik menutup sebagian akses jalan tersebut. Harapannya,sepeda motor tidak bisa lagi masuk ke rumah Puji,sehingga tidak banyak orang bertamu.

Namun,enam bulan setelahnya,Sidik akhirnya memutuskan untuk menutup total akses jalan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Harian Indonesia      Hubungi kami   SiteMap