Mayoritas Anak di Asmat Belum Mampu Baca Tulis

2024-08-06 HaiPress

PAPUA,iDoPress - Mayoritas anak-anak di Kabupaten Asmat,Papua belum bisa membaca. Sebuah kenyataan memilukan,namun benar-benar terjadi di era modern.

Masyarakat Asmat yang hidup di pedalaman dengan akses terbatas,menghadapi berbagai kesulitan. Salah satunya tingkat pendidikan yang rendah.

Banyak sekolah di daerah ini kekurangan guru dan sarana prasarana sekolah,membuat proses belajar mengajar menjadi sangat terbatas.

Baca juga: Perjuangan Anak-anak Asmat Mengenyam Pendidikan dengan Perut Lapar...

Kris,kepala sekolah di salah satu sekolah dasar (SD) di Asmat mengungkapkan,guru-guru di di wilayahnya sulit menerapkan "Kurikulum Merdeka" yang digagas Kemendikbud karena banyak anak yang belum bisa membaca,menulis,dan berhitung (calistung).

Untuk itu,para guru menyesuaikan materi pembelajaran dengan pemahaman anak-anak Asmat.

Guru harus lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran agar mudah dipahami anak-anak di Asmat.

Baca juga: Masalah Gizi Buruk di Asmat seperti Lingkaran Setan yang Sulit Diputus

“Kami mencoba berusaha menerapkan kurikulum merdeka yang mungkin sebatas kita memahami saja dulu,” ujar Kris saat diwawancarai Kompas.com,Kamis (1/8/2024).

Sementara itu,fasilitator area wilayah Kabupaten Asmat dari Wahana Visi Indonesia Maksy Azrul mengatakan,anak-anak di wilayah ini sebenarnya sudah belajar mengenal huruf abjad,tetapi mereka menghadapi kesulitan besar dalam memahami apa yang mereka baca.

“Dari segi pendidikan,anak itu banyak yang sudah masuk SD kelas IV,V,VI,itu belum banyak yang bisa baca. Ada yang sudah bisa baca,tapi bisa baca saja,tidak memahami apa yang mereka baca,” ujarnya.

Ketiadaan buku bacaan dan materi pembelajaran yang memadai juga menjadi salah satu hambatan besar.

Baca juga: Kala Keterbatasan Tak Jadi Batu Sandungan Anak-anak Papua Menggapai Cita-citanya

Anak-anak di Asmat sering kali harus belajar,tanpa alat tulis yang memadai,dan tanpa dukungan teknologi yang bisa membantu mereka.

Hal ini membuat kemampuan membaca dan menulis mereka jauh tertinggal dibandingkan dengan anak-anak di daerah lain di Indonesia.

Namun,harapan itu masih ada. Berbagai organisasi non-pemerintah dan komunitas relawan telah mulai turun tangan untuk membantu.

Salah satunya Wahana Visi Indonesia,mereka mendirikan rumah baca,memberikan pelatihan kepada guru-guru lokal,dan menyediakan buku-buku bacaan untuk anak-anak.

Meskipun langkah-langkah ini masih terbatas,namun dampaknya mulai terasa.

Perjuangan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di Asmat adalah perjuangan untuk masa depan yang lebih baik bagi mereka.

Meskipun perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan,harapan itu selalu ada. Setiap langkah kecil menuju aksara adalah langkah besar bagi masa depan anak-anak di Asmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Harian Indonesia      Hubungi kami   SiteMap